Andi Dustin's Mercedes Benz W202 C230 Slammed // Young Taste

Andi Dustin’s Mercedes Benz W202 C230 Slammed // Young Taste

Takjub! Itu kata-kata yang gue ucapkan ketika mendapat undangan untuk melihat suasana car enthusiast di kota Bogor. Tepatnya pada Sabtu pagi di tanggal 27 Februari lalu, Gue beserta the Rolledlife’s team bertolak ke kota hujan untuk menghadiri acara komunitas First Class Bogor untuk meliput acara yg mereka selenggarakan bertajuk “Indonesian Car Festival” yang diadakan di lapangan parkir Sentul International Convention Center Sentul City, Jawa Barat. Mungkin memang benar, dengan adanya blog modifikasi mobil ini gue jadi bisa mengetahui karakter Indonesian Car Culture saat ini dari berbagai wilayah di Indonesia, termasuk kota Bogor. Mungkin pernah terbesit di benak kalian, ada apa aja sih di kota ini? Well, banyak!. Namun sesaat kita berkeliling untuk melihat venue acara tersebut, mata gue tertuju pada Mercedes Benz W202 C230 dengan fitment yang super slammed! Setelah bertemu Andi Dustin, sang pemilik yang juga merupakan anggota dari Bemper Bogor dan Euro Enthusiast, ternyata ada cerita dari mobil ini yang menarik perhatian gue.

lets check out his car story!

The Story

Awalnya, Dustin memilih Mercedes Benz W202 sebagai kendaraan daily atas rekomendasi sang kakak. Tapi masih ada perasaan yang mengganjal di benaknya karena ia menganggap W202 itu adalah mobil tua yang kurang mencirikan anak muda. Tetapi dengan berbagai fase trial and error akhirnya Dustin mencoba untuk menyegarkan tampilan dengan sentuhan khas anak muda, seperti melakukan modifikasi mobil berbagai di bagian velg, mengganti beberapa pernak-pernik interior, akhirnya setelah tiga tahun, he started to felt in love with his car. Alasannya simpel, “karena mobil ini selalu bisa diandalkan dan gak nyusahin”, kenang Dustin. Memang Mercedes Benz dengan tipe W202 terkenal akan kehandalan mesin, reliability, serta kenyamanan yang dimiliki. Dari segi design tergolong bagus untuk mobil pada tahun 90’an dan kemudahan untuk menyetting fitment yang disebabkan oleh aftermarket parts yang mudah didapat dan luasnya ruang roda, menjadi ‘big bonus’ bagi para car enthusiast, terutama para stance & fitment enthusiast.

What’s been done for 3 years?

Selama tiga tahun mengendarai Mercedes Benz C230 W202 ini, Dustin sudah mencoba berbagai fitment. Mulai dari rata ban, tight fitment, dan pada akhirnya ia memantapkan pilihan dengan slammed fitment dan benar saja, kali ini Dustin just killin’ it!. Walaupun fitment tersebut pernah dijalani dengan Static Suspension akhirnya sampai pada satu titik dimana ia merasa fitment tersebut menyebabkan W202 miliknya tidak bisa digunakan sebagai kendaraan harian. Muak dengan predikat ‘Garage Queen’ yang melekat pada mobilnya, dan kondisi jalan yang tidak bersahabat, Finally! he’s going on bags!

Pilihan menggunakan air suspension sudah cukup reliable saat ini, mengingat kondisi jalanan yang tidak selamanya berkontur mulus dan banyaknya sisi curam di jalanan Jakarta didukung oleh makin banyaknya workshop yang memasang perangkat tersebut, maka sudah banyak car enthusiast yang mulai mencoba perangkat ini. Lagian stigma jika running on bags akan menurunkan nilai seseorang sebagai stance enthusiast juga sudah mulai surut di masyarakat. Walaupun stigma tersebut menurut gue nggak penting, tapi jika ada yang masih struggling running very tight fitment dan very tight to the ground dengan static suspension apalagi still got the proper looks masih patut diacungi jempol. Ngilu sih, tapi yaa, it’s their way of life, is it?

The Specs

“Mumpung pake bags gue pengen mobil gue sits on the ground pas parkir! hehehe” Itulah kata-kata yang terbesit dari mulut Dustin ketika gue ngobrol dengannya soal kenapa fitment dari W202nya bisa very tight to the ground.

Untuk pilihan velg, Ia memutuskan untuk menggunakan OZ Futura R18 9,5 – 11, nice combo!

Untuk pemanis ia juga menambahkan Pernik – Pernik kecil sebagai detil nya seperti Antenna Hirschmann,

USDM side marker, Moonroof original topcut, S class Grille,

dan Muffler DSK by Remus

Pada interior ia mengganti Spidometer dengan USDM version, and that’s little details are perfect, Dustin menambahkan jika nantinya masih ada beberapa perubahan pada fitment dan velg. “Mumpung masih muda” tegasnya. Well, a person who always hungry for an improvement is a good example.

Now that is Dustin story about young man that felt in love with the old times, and the love story are great, can’t wait to see his other setup, cheers bro!